saat ini merupakan jelang tahun ajaran baru. Sebagian dari kita
sepertinya sudah jauh-jauh hari memilih sekolah swasta dan sebagian dari
kita hanya menunggu pengumuman pembukaan pendaftaran dari sekolah
Negeri yang tak jauh dari rumah.
kebanyakan mereka bingung dan bahkan bimbang karena masuk sekolah
jaman sekarang tidak sesederhana dulu. Polemik pun terjadi, beberapa
pemikiran dan pertanyaan orang tua ketika akan memilih sekolah; Negeri
atau swasta? Masuk SD usia 7 tahun atau 6 tahun? Fullday atau reguler?
Sekolah umum atau agama? Kadang hal-hal tersebut membuat orang tua
bepikir ulang ketika akan memilih sekolah yang tepat bagi anak-anaknya.
sudahkan kita mencari informasi mengenai sekolah
negeri dan swasta? Setiap sekolah tentu memiliki keunggulannya
masing-masing. Pastikan bahwa sekolah yang dipilih memang tepat untuk
anak kita.
Sekolah Negeri
Indonesia sudah menerapkan aturan Wajib Belajar 9 Tahun, sejalan
dengan program tersebut pemerintah menyediakan pendidikan Sekolah Dasar
Negeri dan Sekolah Menengah Pertama gratis bagi siapa saja tanpa
terkecuali. Hal ini tentu menjadi alasan utama mengapa banyak orang tua
yang ingin menyekolahkan anaknya di Negeri.
Menyekolahkan anak di sekolah Negeri tentu menjadi pilihan yang
baik, dengan program kurikulum yang dibuat pemerintah, ditambah subsidi
yang akan meringankan beban biaya pendidikan, serta jadwal yang tidak
terlalu padat, ini semua alas an bagi para orang tua menyekolahkan
anaknya di Negeri.
Untuk yang baru akan memilih sekolah dasar, anak akan diterima di
SD Negeri apabila sudah mencapai tahap kematangan usia biasanya sekitar
7 tahun. Sebaiknya anak yang bersekolah di negeri harus sudah siap dan
mandiri, karena seorang guru akan menagani rerata satu kelas terdiri
dari 30-40 siswa.
Beberapa orang tua yang telah menyekolahkan anaknya di sekolah
Negeri, tidak memahami kebutuhan anak, perlu dipahami bahwa umur yang
memadai seperti sudah 7 tahun tidak bisa menjadi acuan anak bisa
disekolahkan di Negeri. Beberapa kasus pun ditemui, salah satunya adalah
seorang anak dinyatakan diterima sebagai siswa Sekolah Negeri, namun
sejalan dengan waktu didiagnosa bahwa anak tersebut setelah diperiksa
tenyata anak tersebut disleksia, bahkan kasus lain adalah orang tua
memaksakan anaknya sekolah padahal jelas bahwa anak tersebut "spesial"
(Anak Berkebutuhan Khusus). Masalah ini sering kali ditemui, terpaksa
anak putus sekolah atau pindah. Sekolah Negeri tidak mengadakan psikotes
sehingga hal-hal khusus pada anak terabaikan.
Sahabat , sebagai orang tua kita tidak boleh egois,
disabilitas pada anak tidak lantas membuat kita menyerah. Saat ini pun
sudah ada beberapa Sekolah Negeri Inklusi yang menyediakan helper dan expert bagi ABK, walaupun masih sangat sedikit.
Sekolah Swasta
Sekolah swasta kini berkembang pesat. Setiap sekolah saling
berlomba dalam hal fasilitas, sistem pendidikan, tenaga ahli, dan
keunggulan lainnya. Sebagian besar sekolah swasta menerapkan sistem
fullday dan menawarkan ekstra kurikuler yang beragam yang dapat
disesuaikan dengan minat murid.
Sekolah swasta dengan basis agama juga sudah sangat berkembang
baik. Dulu mungkin sekolah berbasis Islam memang tidak banyak, namun
saat ini baik MI maupun SDIT swasta dikemas dengan sistem pendidikan
yang lebih menarik, modern, dengan mengutamakan norma dan kaidah Islam.
Sahabat Ummi, tentu kita tahu betul kebutuhan pendidikan
anak-anak kita. Sekolah fullday menawarkan anak berada di lingkungan
pendidikan yang baik, belajar, bermain, dan berkembang di lingkungan
dengan pengawasan pengajar ataupun pengawas di sekolah. Sekolah dengan
basis agama Islam banyak dipilih karena tujuh tahun kedua usia anak
(kelas 1-6) merupakan titik awal membangun pondasi agama pada pribadi
dan diri anak.
Selain menanamkan agama di rumah, lingkungan sekolah adalah
pilihan dimana agama harus diutamakan. Sekolah swasta biasanya melakukan
testing atau wawancara dengan psikolog sebelum menerima calon
siswa-siswinya. Hal ini dilakukan agar pendidik mengetahui psikologi
setiap anak. Untuk SD swasta biasanya sekolah tidak mematok anak harus 7
tahun, apabila anak sudah cukup matang dan mampu mengikuti kegiatan
sekolah maka mereka akan menerima anak tersebut. Sekolah swasta
biasanya per kelas terdiri dari 10 sampai 20 murid, ini diterapkan untuk
efektifitas pada saat belajar dan pemantauan. Psikolog di sekolah
swasta juga dimaksudkan untuk mendeteksi dini apakah calon murid
merupakan anak spesial.
Biaya yang dikeluarkan di sekolah swasta memang lebih mahal,
namun banyak juga sekolah swasta yang terjangkau. Hal ini pun sejalan
dengan fasilitas atau program dan tenaga pendidik yang ditawarkan. Perlu
diketahui bahwa beberapa sekolah swasta memiliki program penawaran
sekolah bagi mereka yang kurang beruntung. Jadi sekolah swasta pun bisa
untuk siapa saja.
Sahabat , pada intinya memilih Sekolah Negeri atau Swasta itu
tergantung kepada kebutuhan dan kemampuan anak. Ingat bahwa
perkembangan dan kematangan anak tidak bisa dipaksakan. Sekolah
merupakan hak anak dan menyekolahkan adalah kewajiban kita sebagai orang
tua. Pendidikan dapat mengantarkan masa depan anak ke arah yang lebih
baik.
global sevilla school
BalasHapus